Upacara Turun Mandi
di Minangkabau
Upacara turun mandi adalah salah satu upacara adat Minangkabau yang masih
terlestarikan hingga saat ini.Upacara turun mandi merupakan upacara
yang dilaksanakan untuk mensyukuri
nikmat Allah atas
bayi yang baru lahir dan upacara ini juga
merupakan sunnah rasul.
Nah, pada upacara turun mandi inilah pertama kalinya bagi si bayi untuk melihat lingkungan dan masyarakat sekitar.
Nah, pada upacara turun mandi inilah pertama kalinya bagi si bayi untuk melihat lingkungan dan masyarakat sekitar.
Berikut,
beberapa syarat dalam upacara turun mandi adalah
:
1.
Upacara
turun mandi harus di laksanakan di sungai atau masyarakat Minang menyebutnya batang aie
dan yang membawa anak ini dari rumah ke sungai adalah orang
yang berjasa membantu proses persalinan
2.
Harus
ada batiah bareh
badulang yaitu
beras yang digoreng.
Batiah ini kemudian
dibagikan kepada anak-anak kecil yang pergi mengikuti upacara turun mandi
ini.
Tujuannya,
sebagai ucapan terimakasih dan memperkenalkan diri sebagai bagian dari teman-teman itu kelak.
3.
Terdapat
sigi kain buruak (obor yang terbuat dari kain-kain yang telah robek).
Sigi ini dibakar dari rumah dan kemudian dibawa ke tempat upacara atau ke sungai tempat si bayi akan dimandikan.
Sigi kain buruak ini memiliki makna mengajarkan kepada si bayi bahwa jika kelak telah besar nanti tidak ada satu hambatanpun dalam menuntut ilmu.
Sigi ini dibakar dari rumah dan kemudian dibawa ke tempat upacara atau ke sungai tempat si bayi akan dimandikan.
Sigi kain buruak ini memiliki makna mengajarkan kepada si bayi bahwa jika kelak telah besar nanti tidak ada satu hambatanpun dalam menuntut ilmu.
4.
Harus
ada Tampang karambia
tumbua (bibit kelapa yang siap tanam). Gunanya, pada saat telah sampai di tempat upacara anak ini dimandikan, bibit kelapa tadi
dihanyutkan dari atas lalu ditangkap oleh ibunya setelah kelapa tersebut
mendekati anak.
Setelah pulang kelapa ini ditanam dan inilah nanti menjadi bekal hidup si anak kelak
Setelah pulang kelapa ini ditanam dan inilah nanti menjadi bekal hidup si anak kelak
5.
Harus
ada Tangguak.
Merupakan alat yang digunakan untuk menangkap ikan. Melambangkan juga untuk bekal ekonomi si bayi kelak.
Kegunaan Tangguak untuk meletakkan batu yang diambil dari sungai sebanyak tujuh buah, kemudian batu ini bersama tampang karambia dibawa pulang. Batu inilah yang dimasukkan kedalam lubang tempat karambia ditanam
Merupakan alat yang digunakan untuk menangkap ikan. Melambangkan juga untuk bekal ekonomi si bayi kelak.
Kegunaan Tangguak untuk meletakkan batu yang diambil dari sungai sebanyak tujuh buah, kemudian batu ini bersama tampang karambia dibawa pulang. Batu inilah yang dimasukkan kedalam lubang tempat karambia ditanam
6.
Harus
ada palo nasi (nasi yang terletak paling atas) yang telah dilumuri dengan arang serta
daran ayam. Tujuannya
untuk mengusir setan, makluk
halus yang ingin ikut meramaikan upacara tersebut. Syarat ini disiapkan
sebanyak tiga cawan atau bejana. Dua
untuk diletakkan dijalan menuju sungai yang jaraknya sudah diatur dan
disesuaikan, satu dibawa ke sungai tempat upacara berlangsung.
Kemudian
rombongan yang pergi kembali kerumah dan dan di adakan jamuan makan.
Nah
pebaca, begitulah sekilas tradisi turun mandi di Minangkabau.
Terima
kasih telah membaca J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar